Serangan Israel Tewaskan 38 Orang di Gaza, Netanyahu Tetap Lanjutkan Perang

Luar Negeri93 Dilihat

INDOKORAN.com – Serangan udara dan tembakan Israel menewaskan sedikitnya 38 orang di seluruh Gaza, kata petugas kesehatan setempat. Serangan terjadi saat tekanan dunia internasional meningkat untuk gencatan senjata.

Serangan di Gaza tengah dan utara menewaskan warga di rumah mereka pada Sabtu dini hari. Sembilan anggota keluarga tewas di satu rumah di kamp pengungsi Nuseirat, menurut staf rumah sakit Al-Awda.

Serangan menghancurkan rumah di kawasan Tufah, Gaza City, menewaskan 11 orang. Lebih dari separuhnya adalah perempuan dan anak-anak, kata rumah sakit Al-Ahly.

Empat warga Palestina lainnya tewas saat serangan udara menghantam rumah mereka di kamp pengungsi Shati. Enam orang tewas ditembak tentara Israel saat mencari bantuan di Gaza selatan dan tengah.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya “harus menyelesaikan pekerjaan” melawan Hamas di Gaza. Pernyataan itu disampaikan dalam sidang Majelis Umum PBB pada Jumat.

“Kita harus menyelesaikan pekerjaan ini,” kata Netanyahu di hadapan para pemimpin dunia. Puluhan delegasi dari berbagai negara meninggalkan ruang sidang saat Netanyahu mulai berbicara.

Tekanan internasional terhadap Israel semakin menguat untuk mengakhiri perang. Semakin banyak negara memutuskan mengakui kemerdekaan Palestina, yang ditolak Israel.

Presiden AS Donald Trump mengatakan Amerika Serikat hampir mencapai kesepakatan untuk meredakan pertempuran di Gaza. “Kesepakatan itu akan mengembalikan sandera dan mengakhiri perang,” kata Trump kepada wartawan di halaman Gedung Putih.

Trump dan Netanyahu dijadwalkan bertemu pada Senin. Trump mengatakan diskusi yang “menginspirasi dan produktif” tentang Gaza sedang berlangsung dengan negara-negara di kawasan.

Israel tetap melanjutkan operasi darat besar-besaran di Gaza City yang mengalami kelaparan menurut para ahli. Lebih dari 300.000 orang mengungsi, tetapi sekitar 700.000 masih tinggal di sana karena tidak mampu pindah.

Rumah sakit dan klinik kesehatan di Gaza City hampir runtuh. Dalam dua pekan operasi, dua klinik hancur akibat serangan udara dan dua rumah sakit tutup setelah rusak.

Obat-obatan, peralatan, makanan dan bahan bakar sangat langka. Banyak dokter dan perawat dipaksa mengungsi, hanya menyisakan sedikit tenaga medis untuk merawat bayi dan pasien yang tidak bisa dipindahkan.