“Orang otrovert menyadari sejak dini bahwa mereka merasa seperti orang luar dalam kelompok mana pun. Padahal, mereka sebenarnya cukup populer dan diterima dalam kelompok,” jelasnya.
Suka Melawan Arus
Kaum otrovert lebih suka melawan arus dan cenderung memiliki pola pikir berbeda dari sebagian besar masyarakat. Mereka juga enggan bergabung dalam klub, tradisi bersama, atau aktivitas besar seperti pesta atau acara kantor.
“Masalahnya terletak pada hubungan dengan kelompok sebagai suatu entitas, bukan dengan anggota-anggotanya secara individu,” tambah Kaminski.
Dalam situasi sosial seperti pesta, orang otrovert lebih memilih terlibat obrolan mendalam dengan satu orang di sudut yang tenang. Mereka tidak suka menjadi kupu-kupu sosial yang berpindah dari satu tamu ke tamu lain.
Otrovert juga memiliki ciri berbeda dari introvert dan ekstrovert dalam hal energi. Mereka tidak memperoleh energi dari keramaian seperti ekstrovert, tetapi juga tidak menghemat energi seperti introvert.
“Seorang introvert biasanya bukan orang pertama yang berbicara tegas dalam rapat, tapi otrovert tidak kesulitan berdiri dan dengan percaya diri menyampaikan sudut pandangnya,” ujar Kaminski.
Bukan Masalah Psikologis
Menurut Kaminski, kepribadian otrovert memberikan keunggulan berupa kemampuan berpikir bebas, mandiri, dan lebih imajinatif. Mereka adalah tipe pemikir yang mampu mengenali fanatisme pikiran kelompok jauh sebelum kebanyakan orang.
“Itu karena kaum otrovert tidak peduli membuat orang terkesan atau takut ditolak. Mereka juga tidak akan kehilangan apa pun,” ujarnya.
Kaminski menekankan bahwa otrovert bukanlah kondisi patologis yang harus diobati. Menurutnya, kepribadian otrovert adalah anugerah yang membawa kecenderungan berpikir mandiri dan pemecahan masalah secara kreatif.
“Beberapa orang menganggapnya sebagai masalah psikologis yang harus diobati,” katanya.
Konsep otrovert kini makin mendapat tempat di tengah fenomena media sosial dan tekanan identitas kelompok di masyarakat. Di era digital ini, banyak orang merasa harus berada dalam kelompok tertentu untuk diakui, namun kaum otrovert justru merasa nyaman berada di pinggiran.
Jadi kolumnis di IndoKoran.com!
Tulis apa saja, gaya bebas sesukamu. Cerita-cerita keseharian, pemikiran, atau perasaanmu. Baca ketentuannya di sini.
