Mantan Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali Jadi Ketua Harian PSI

Politik92 Dilihat

JAKARTA – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengumumkan struktur kepengurusan periode 2025-2030 dengan mengangkat mantan Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali sebagai Ketua Harian. Hal itu terungkap dalam acara pelantikan di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (26/9) malam.

Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni membacakan susunan kepengurusan yang dipimpin Ketua Umum Kaesang Pangarep. Selain Ahmad Ali, mantan politikus NasDem lainnya Bestari Barus juga masuk struktur sebagai Ketua Bidang Politik DPP PSI.

Ahmad Ali yang hadir dalam acara tersebut duduk di deretan depan bersebelahan dengan Kaesang. Dia mengenakan baju putih sesuai dress code PSI tanpa pin bergambar gajah logo partai.

“Hari ini ketika saya ber-KTA PSI, maka keanggotaan saya di NasDem gugur,” kata Ahmad Ali saat ditanya wartawan di Jakarta, Jumat (26/9).

Ahmad Ali mengaku belum berkomunikasi dengan pihak NasDem terkait keputusannya bergabung ke PSI. “Belum ada, sama juga ketika saya masuk NasDem, tidak ada konfirmasi, kan,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai perpindahan Ahmad Ali ke PSI sangat wajar. “Selama ini Ahmad Ali juga dinilai memiliki hubungan dekat dengan Jokowi. Wajar jika pindah ke PSI,” kata Adi saat dikonfirmasi, Jumat (26/9).

Menurut Adi, perpindahan ini menguntungkan kedua belah pihak. Ahmad Ali mendapat posisi strategis sebagai Ketua Harian PSI yang sangat vital dalam partai.

“Sementara di NasDem sepertinya peran Ahmad Ali mulai tak terlihat,” ucapnya. PSI juga diuntungkan dengan kehadiran politisi berpengalaman seperti Ahmad Ali.

Adi menilai langkah PSI yang langsung memberikan jabatan strategis kepada Ahmad Ali sesuai dengan tagline “Partai Super Terbuka”. “Ini sebagai bukti PSI partai super terbuka. Siapapun boleh join, siapapun bisa dapat posisi strategis,” ungkapnya.

Sekretaris Jenderal NasDem Hermawi Taslim merespons kepindahan Ahmad Ali dan Bestari Barus dengan santai. “Kalau benar mereka berpindah partai, ya tidak apa-apa, berarti mereka otomatis kehilangan hak keanggotaan partai NasDem,” ujarnya.

Hermawi bahkan menyatakan senang dengan perpindahan kedua mantan kadernya. “NasDem ikut senang keduanya mencoba peruntungan di partai baru, setelah gagal jadi anggota legislatif pada pemilu lalu. Semoga sukses,” ujarnya.

Hermawi menegaskan Ahmad Ali dan Bestari Barus otomatis kehilangan keanggotaan NasDem meski tidak mengajukan pengunduran diri. “Sudah menjadi tidak relevan keduanya belum mengajukan pengunduran diri, karena tanpa pengunduran diri pun otomatis kehilangan hak keanggotaan NasDem,” tukasnya.