“Tapi dalam program ini tidak ada pemanasan ulang, jadi risikonya tinggi,” imbuh Nanik.
Nanik menambahkan, program MBG merupakan inisiatif Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan gizi anak Indonesia. BGN tidak ingin kasus serupa terulang.
“Ini program Pak Prabowo demi cintanya pada anak-anak Indonesia. Sedih rasanya lihat anak-anak jadi korban. Kami tidak main-main, semua pihak yang lalai akan kami tindak,” kata Nanik.
Sementara itu, Kepala BGN Dadan Hindayana menyatakan akan menunggu arahan Presiden Prabowo Subianto terkait evaluasi program. BGN belum memastikan kapan pembahasan akan dilakukan.
“Saya ikut arahan Presiden, tidak berani mendahului,” ujar Dadan.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berencana mengundang pimpinan BGN untuk evaluasi menyeluruh. Evaluasi akan dilakukan secara terbuka agar kasus serupa tidak terulang.
“Saya pekan depan, ya kita gini, mau mengundang Kepala MBG yang membidangi wilayah Jawa Barat untuk dilakukan evaluasi,” kata Dedi.
Dedi menjelaskan keracunan terjadi karena jarak waktu memasak dan distribusi terlalu lama. Informasi ini didapat dari Kepala Dinas Kesehatan Jabar.
“Karena masaknya malam, dan didistribusikan dan dimakannya oleh siswa itu sangat siang hari,” ungkap Dedi.
Program MBG yang dimulai Januari 2025 ini sejak awal terus mendapat sorotan karena berbagai masalah kualitas makanan. Kasus keracunan di Bandung Barat menjadi yang terbesar hingga saat ini.
Jadi kolumnis di IndoKoran.com!
Tulis apa saja, gaya bebas sesukamu. Cerita-cerita keseharian, pemikiran, atau perasaanmu. Baca ketentuannya di sini.





